Maaf jika banyak kekurangan pada postingan ini, dari segi isi maupun tata letak. Semoga bermanfaat :)
Laporan Praktikum
Golongan Darah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
hidupnya, organisme memdari tubuh. memerlukan makanan dan oksigen untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zat-zat yang
berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan dan oksigen serta hasil
metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui
system peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan
diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisa-sisa
metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ
pembuangan.
Di
dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada henti.
Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan banyak
darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah
mempunyai banyak fungsi vital, mulai dari sebagai ‘kendaraan’ hormone, nutrisi,
oksigen, hingga limbah metabolisme. Darah juga bisa membunuh bibit penyakit.
Apabila aliran darah ke otakmu terganggu, dalam sepuluh detik kamu akan
pingsan!
B.
Rumusan masalah
Rumusan
masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak menimbulkan penafsiran
ganda.Rumusan masalah harus dapat dijawab dengan pengamatan, yaitu memungkinkan
untuk mengumpulkan data yang menjawab masalah tersebut. Rumusan masalah pada
praktikum ini adalah :
1.Bagaimana
cara mengetahui golongan darah?
2.Bagaimana
mekanisme pembekuan darah?
3.Bagaimana
terjadinya aglutinasi darah?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian
bertujuan untuk menguraikan atau mendeskrepsikan suatu gejala atau
objek.percobaan juga dapat bertujuan menerangkan suatu gejala atau menguji
suatu hipotesis.Dari rumusan masalah kita dapat mengetahui tujuan dari
penelitian ini.:
1.Mengetahui
cara menentukan golongan darah.
2.Mengetahui
mekanisme pembekuan darah.
3.Mengetahui
pembentukan aglutinasi darah.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dilihat
dari dua aspek yaitu sumbangan bagi pengembangan ilmu (aspek teoritis) dan
manfaat bagi penerapannya di masyarakat ( aspek praktis ). Manfaat penelitian
pengamatanini :
1. Dapat
mendiskripsikan cara menentukan golongan darah.
2. Dapat
menggambarkan skema mekanisme pembekuan darah.
3. Dapat
mendiskripsikan kesimpulan dari semua eksperimen yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dengan melakukan penelitian, pasti dalam penilitian menggunakan bahan-bahan. Mulai dari bahan utama hingga bahan pelengkapnya. Sedangkan bahan-bahan tersebit mengandung zat-zat kimia. Dalam kajian teori ini akan dijelaskan secara satu per satu zat-zat apa yang terkandung dalam bahan tersebut
1. Serum Darah
Di dalam darah, serum (bahasa Inggris: blood serum) adalah komponen yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi; serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen, (bahasa Latin: serum) [1] berarti bagian tetap cair dari susu yang membeku pada proses pembuatan keju.
Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi.
Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum digunakan dalam berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan golongan darah.
2. Golongan Darah A
e Memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Oraang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
3. Golongan Darah B
Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif
4. Golongan Darah O
Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan sisebur donor universal. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
5. Golongan Darah AB
Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antaigen A maupun B.
Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
6. Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
7. Antigen
Sistem kelompok darah ABO adalah darah yang paling penting jenis sistem (atau sistem kelompok darah) dalam transfusi darah manusia. Anti-A dan anti antibodi terkait-B antibodi biasanya antibodi IgM, yang biasanya diproduksi di tahun-tahun pertama kehidupan oleh sensitisasi terhadap zat lingkungan seperti makanan, bakteri, dan virus. Jenis darah ABO juga hadir di beberapa hewan lain, misalnya kera seperti simpanse, bonobo, dan gorila.
Antigen H merupakan prekursor penting untuk antigen golongan darah ABO. Lokus H terletak pada kromosom 19. Ini berisi 3 ekson yang rentang lebih dari 5 kb DNA genomik, dan mengkode fucosyltransferase yang menghasilkan antigen H pada sel darah merah. Antigen H adalah urutan karbohidrat dengan karbohidrat terkait terutama untuk protein (dengan fraksi kecil yang melekat pada bagian ceramide). Ini terdiri dari rantai β-D-galaktosa, β-DN-asetilglukosamin, β-D-galaktosa, dan 2-terkait, α-L-fucose, rantai yang melekat pada protein atau ceramide.
Lokus ABO terletak pada kromosom 9. Ini berisi 7 ekson yang rentang lebih dari 18 kb DNA genomik. Ekson 7 adalah yang terbesar dan berisi sebagian dari urutan pengkodean. Lokus ABO memiliki tiga bentuk alleleic utama: A, B, dan O. alel A mengkode Glycosyltransferase bahwa obligasi α-N-asetilgalaktosamin ke D-galaktosa akhir antigen H, menghasilkan antigen A. Alel B mengkode Glycosyltransferase yang menghubungkan α-D-galaktosa terikat ke D-galaktosa akhir antigen H, menciptakan antigen B.
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologi. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel-sel darah ada pada darah sekitar 45%. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu erythrocyt, leucocyt, dan trombocyt yang berperan dalam pembekuan darah.
Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B. Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau tipe-B yang dapat menyebabkan aglutinasi(penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang menyebabkan penggumpalan aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zat anti-A) dan aglutinin-b(zat anti B).
Aglutinogen-A memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung asetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Ahli imunologi (ilmu kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokan golongan darah manusia. Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen, golongan darah dikelompokan menjadi :
Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b dalam plasma darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a dalam plasma darah.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung glutinogen-A dan B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin-a dan b.
Trombosit adalah bagian sel darah yang berperan dalam pembekuan darah. Jika jaringan tubuh terlua, trombosit pada permukaan akan pecah dam mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protobin menjadi trombin dengan bantuan ion Ca2+. Trombin adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah). Pembentukkan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.
Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkaf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukkannya diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Jangka hidurp eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Untuk menghitung jumlah eritrosit pada tubuh seseorang maka dapat dengan cara menghitung 8% dari berat badan orang itu.
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur dari darah yang dibutuhkan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Variabel dan Definisi
Operasional Variabel
1.Variabel
Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang
sengaja dibuat tidak sama dengan kondisinya. Variabel bebasnya, yaitu alkohol
70%. satu set anti serum.
2.Variabel
Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang
terjadi akibat perlakuan variabel bebas.Variabel terikat pada penelitian ini adalah
satu set anti serum (serum anti-A, serum anti-B, serum anti-AB).
3.Variabel
Kontrol
B. Rancangan Penelitian
a.
Kaca pipet ditetesi darah I ,tetesi
dengan serum anti-A.
b.
Kaca pipet ditetesi darah II ,tetesi
dengan serum anti-B.
c.
Kaca pipet ditetesi darah III ,tetesi
dengan serum anti-AB.
C.
Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini meliputi
populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah darah manusia sedangkan
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 3 tetes darah manusia.
D.
Alat dan Bahan
Alat :
1.
Gelas Benda
2.
Blood Lancet(jarum franke)
3.
Kaca Pipet
4.
Kapas
5.
Tusuk Gigi
Bahan :
1.
Serum anti-A
2.
Serum anti-B
3.
Alkohol
E.
Cara Kerja
1. Menyiapkan
kaca benda yang bersih, pijit ujung jari manis kiri dan bersihkan dengan
alkohol 70%.
2. Menusuk
ujung jari manis kiri dengan blood lancet (jarum franke).
3. Darah
yang keluar diteteskan pada 3 tempat: I, II, III.
4. Menetesi
darah:
a.Dengan
zat anti-A
b.Dengan
zat anti-B
c.Dengan
zat anti-AB
5. Mengaduk tetesan darah yang ditetesi serum
dengan menggunakan tusuk gigi.
6. Mengamati,
apakah terjadi aglutinasi atau tidak.
7. Menulis hasil pengamatan pada tabel.
F.
Rencana Analisis Data
Rencana analisis data yang
dipergunakan adalah rencana analisis data deskriptif, yang dimana rencana
analisis data deskriptif adalah suatu rencana atau suatu cara yang dipergunakan
dalam pengamatan yang dilakukan secara deskriptif atau dengan menyebutkan
secara satu per satu apa yang dipergunakan. Pengamatan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah pengamatan mengenai aglutinasi yang dihasilkan oleh serum
anti-A dan serum anti-B yang diteteskan ke darah manusia.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
No
|
Nama Siswa
|
Hasil Pengamatan
|
Gol.Darah
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Titis Mawar T.A
|
-
|
+
|
-
|
B
|
2
|
Amiroh Mujahidah
|
-
|
+
|
-
|
B
|
3
|
Restituta Pratyaksa
|
-
|
-
|
-
|
O
|
4
|
Ari Annisa Sekar P
|
-
|
-
|
-
|
O
|
Keterangan:
Hasil Pengamatan I
:darah ditetesi serum anti-A
Hasil Pengamatan II
:darah ditetesi serum anti-B
Hasil Pengamatan III :darah ditetesi serum anti-AB
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa:
1.Darah
Titis Mawar dan Amiroh Mujahidah tidak mengalami penggumpalan (aglutinasi) pada
serum anti-A dan serum anti-AB serta mengalami penggumpalan (aglutinasi) pada
serum anti-B, sehingga dapat diketahui golongan darah keduanya adalah B.
2.Darah
Restituta Pratyaksa dan Ari Annisa tidak mengalami penggumpalan (aglutinasi)
pada serum anti-A, serum anti-B, maupun pada serum anti-AB, sehingga dapat diketahui
golongan darah keduanya adalah O.
Aglutinogen
adalah antigen-antigen dalam eritrosit yang membuat sel peka terhadap
aglutinasi (penggumpalan darah). Maka dari itu seperti halnya pada percobaan
ini, aglutinasi dapat terjadi karena tercampurnya darah dengan antigen-antigen
tersebut yang dapat membentuk gumpalan.
Diskusi:
a.
Darah bergolongan A, jika terjadi
penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan tidak terjadi penggumpalan
(aglutinasi) pada serum anti-B.
b.
Darah bergolongan AB, jika terjadi penggumpalan
(aglutinasi) pada serum anti-A dan serum anti-B.
c.
Darah bergolongan B, jika tidak terjadi
penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A dan terjadi (aglutinasi) pada serum
anti-B.
d.
Darah bergolongan O, jika tidak terjadi
penggumpalan (aglutinasi) pada serum anti-A maupun serum anti-B.
e.
Skema mekanisme pembekuan darah:
Trombosit yang pecah Trombokinase
Mengeluarkan
Protombin Trombin
Fibrinogen Fibrin
menjadi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a.
Darah
yang ditetesi Anti-A menggumpal,maka golongan darahnya A.
b.Darah yang ditetesi Anti-B menggumpal, maka golongan
darahnya B.
c.
Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B menggumpal, maka
golongan darahnya AB.
d.Darah yang ditetesi Anti-A dan Anti-B tidak mengumpal
semua, maka golongan darahnyaO.
B.
Saran
·
Selama menjalankan praktikum, sebaiknya
tenang agar hasil yang diperoleh teliti dan sesuai.
·
Hendaknya peralatan praktikum yang
digunakan baik kondisinya.
·
Membersihkan dan membereskan peralatan
praktikum yang telah digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Suharno,dkk. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas XI. Jakarta :
Erlangga.
Nasir,
M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Gahalia Indonesia.
Sujadi,
Bagad. 2004. Sains dalam Kehidupan.
Jakarta: Yuhdistira.
0 comments:
Post a Comment